Banyak siswa SMK di Yayasan Abdi Karya (Yadika) di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, mengalami kesulitan saat ujian karena belum membayar uang sekolah. Mereka juga merasa malu di depan teman-teman sekelas setelah diusir oleh guru karena masalah keuangan ini.
Menurut dewan guru, siswa tidak akan diizinkan mengikuti ujian sekolah sebelum melunasi semua biaya yang belum dibayarkan, termasuk biaya pendaftaran dan SPP.
Limelight Media adalah agensi media kreatif yang siap membantu perusahaan Anda mencapai kesuksesan melalui berbagai strategi pemasaran dan branding yang inovatif.
Pria Tersoleh Terpilih di Asia Telah Menikah: Lihat Istrinya
Pengganti otak
Selena Menceritakan Kisahnya – Ini Benar-Benar Menghancurkan Hati
Maaf, tidak ada kalimat untuk direformulasi karena tidak ada input awal. Silakan masukkan kalimat untuk direformulasi.
Sangat disayangkan bahwa pihak sekolah tidak menunjukkan sikap yang lebih toleran dalam hal ini. Lebih menyedihkan lagi, mereka tidak diberi tahu sebelumnya tentang keputusan tersebut.
“Saya merasa sakit hati atas kebijakan sekolah yang tampaknya tidak toleran. Karena kesulitan saya pada hari itu, saya tidak dapat membayar uang sekolah tepat waktu dan akhirnya diusir dari ulangan,” keluh seorang siswa yang meminta namanya disembunyikan (27/9/24).
Banyak orang tua merasa sedih ketika melihat anak-anak mereka tidak bisa pergi sekolah.
Menurut wali murid, tunggakan sekolah belum dapat dibayarkan karena tidak ada uang yang tersedia.
Banyak orang menghadapi kesulitan ekonomi, terutama untuk membayar sekolah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tanpa pekerjaan yang menetap, mereka sering mengalami kesulitan untuk mencukupi pengeluaran mereka.
Mereka berharap agar sekolah dapat memberikan kebijakan yang memungkinkan anak-anak mereka untuk kembali belajar di sekolah.
“Kejadian itu membuat anak saya merasa malu dan enggan untuk pergi ke sekolah,” ungkap seorang wali murid yang tidak ingin namanya disebut.
“Saya berharap pihak sekolah akan mempertimbangkan kembali kebijakan atau ketegasan yang sudah diambil, dan memperhitungkan dampak psikologis pada anak didik. Saya juga mengharapkan bahwa masalah ini akan menjadi perhatian khusus bagi instansi pemerintah yang terkait,” tambahnya.
Ketika ditanya tentang kebijakan mereka untuk melarang siswa yang belum membayar uang sekolah dari mengikuti ujian, SMK Yadika membenarkan hal tersebut. Mereka telah memberikan kebijakan ini kepada para siswa yang memiliki tunggakan pembayaran sebagai konsekuensi dari kebijakan mereka.
Atas permohonan Raymunus, administrator sekolah, para orang tua siswa diminta untuk datang ke sekolah dan bernegosiasi mengenai tunggakan biaya siswa yang masih belum terbayar.
“Sebagai sekolah, kami dapat mengambil kebijakan atau langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan kelancaran dalam melaksanakan tugas mengajar di sini,” kata Raymunus.